Berawal dari iseng kembali memainkan salah satu game dari franchise Assassin's Creed, yaitu Assassin's Creed Syndicate dan tidak sengaja memainkan DLC di game tersebut yang berjudul Jack the Ripper. Niat awal sih cuma mau main biasa, keliling kota London pada jaman itu, bertarung dengan geng lawan, karena seperti yang kalian tau jika Assassin's Creed merupakan game open world. Tapi ternyata DLC Jack the Ripper mampu menggiringku untuk mencari tau lebih dalam mengenai siapa sebenarnya sosok dibalik Jack the Ripper? Mengapa bisa ada kisah Jack the Ripper pada franchise Assassin's Creed Syndicate?
Ya, DLC Jack the Ripper di game Assassin's Creed Syndicate diambil/terinspirasi dari kisah nyata legenda pembunuhan berantai Jack the Ripper pada tahun 1888 di distrik Whitechapel, London Timur. Jujur, aku belum selesai memainkan DLC tersebut. Aku masih di tahap awal, dimana setelah Jacob Frye (main character Assassin's Creed Syndicate) kalah dan dibunuh/diculik (aku belum tau pasti ending dari DLC-nya seperti apa) oleh Jack the Ripper. Jacob Frye memutuskan untuk meminta bantuan saudari kembarnya, Evie Frye, yang sudah lama pergi dari kota London untuk kembali dan membantunya mengalahkan Jack the Ripper melalui sebuah surat yang ditaruh di tempat rahasia yang hanya Evie Frye yang mengetahuinya. Evie Frye mendapatkan pesan itu dan kemudian mencoba menyelidiki dimana keberadaan saudara kembarnya itu, untuk memastikan apakah Jacob Frye sudah mati atau masih hidup.
Kembalinya Evie Frye untuk mencari keberadaan saudaranya adalah awal mula dari DLC Jack the Ripper. Evie Frye kemudian menemukan mayat/korban pertama dari pembunuhan berantai Jack the Ripper dan namanya sesuai dengan kisah nyatanya. Korban pertama dari pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Jack the Ripper bernama Mary Ann "Polly" Nichols, wanita yang bekerja sebagai PSK di distrik Whitechapel kala itu. Disini, aku mulai tertarik mencari tau lebih lanjut mengenai kisah Jack the Ripper ini karena DLC ini ternyata berhubungan/mengangkat kisah nyata pembunuhan tragis yang pernah terjadi di kota London tersebut. Lalu sebenarnya bagaimana sih kisah asli dari Jack the Ripper yang terkenal itu?
Pada postingan ini aku tidak akan membahas mengenai alur dari DLC Jack the Ripper Assassin's Creed Syndicate, selain karena aku belum selesai memainkan DLC tersebut, lebih kepada aku justru sangat tertarik dengan kisah asli dari legenda pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Jack the Ripper di distrik Whitechapel, London Timur itu.
Sampai detik ini pun siapa sosok asli Jack the Ripper tidak diketahui secara pasti. Jack the Ripper adalah seorang pembunuh berantai yang dipercaya sudah banyak membunuh banyak wanita di distrik Whitechapel, London Timur, pada tahun 1888 dan dia menamai dirinya sendiri Jack the Ripper. Whitechapel adalah distrik kumuh yang berada di wilayah London Timur, merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya adalah imigran asing dengan tingkat kemiskinan yang cenderung tinggi. Jack the Ripper diduga adalah seorang laki-laki yang tidak mempunyai motif khusus mengapa ia membunuh para targetnya tapi dipercaya target pembunuhan dari Jack the Ripper adalah wanita-wanita yang berprofesi sebagai PSK/wanita malam di distrik Whitechapel. Disini terdapat perbedaan jelas antara Jack the Ripper dalam kisah nyata dengan Jack the Ripper versi DLC Assassin's Creed Syndicate, dimana Jack the Ripper versi DLC Assassin's Creed Syndicate diceritakan merupakan mantan anak didik dari Jacob Frye yang merupakan seorang pemimpin dari orde Assassin cabang London. Jack menentang konsep dari orde Assassin yang dipimpin Jacob Frye saat itu. Jack menilai ia memiliki metode/solusi lain dalam memimpin orde Assassin ke jalan yang lebih baik dan kemudian memburu Jacob untuk mengajaknya agar sepemahaman tetapi disini Jacob menolak dan akhirnya hal tersebut membuat Jack murka. Itulah letak perbedaan utama antara Jack the Ripper asli dengan Jack the Ripper versi DLC Assassin's Creed Syndicate.
Kembali ke kisah nyata Jack the Ripper, sampai saat ini banyak orang masih memercayai jika Jack the Ripper setidaknya membunuh kurang lebihnya 11 (sebelas) orang, tetapi korban yang dipercayai memang korban dari pembunuhan yang dilakukan Jack the Ripper sebenarnya berjumlah 5 (lima) orang dan kelima orang tersebut adalah wanita yang berprofesi sebagai wanita penghibur/PSK dan dikenal dengan sebutan The Canonical Five, kelima korban akan aku bahas pada postingan selanjutnya, postingan ini aku khususkan untuk membahas Jack the Ripper. Rententan pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Jack the Ripper benar-benar menyita perhatian publik Whitechapel karena pembunuhannya dilakukan dengan cara-cara yang tidak biasa serta terlalu kejam dan sayangnya hingga saat ini pun tidak ada yang dapat mengidentifikasi siapa sebenarnya Jack the Ripper.
Kembali ke kisah nyata Jack the Ripper, sampai saat ini banyak orang masih memercayai jika Jack the Ripper setidaknya membunuh kurang lebihnya 11 (sebelas) orang, tetapi korban yang dipercayai memang korban dari pembunuhan yang dilakukan Jack the Ripper sebenarnya berjumlah 5 (lima) orang dan kelima orang tersebut adalah wanita yang berprofesi sebagai wanita penghibur/PSK dan dikenal dengan sebutan The Canonical Five, kelima korban akan aku bahas pada postingan selanjutnya, postingan ini aku khususkan untuk membahas Jack the Ripper. Rententan pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Jack the Ripper benar-benar menyita perhatian publik Whitechapel karena pembunuhannya dilakukan dengan cara-cara yang tidak biasa serta terlalu kejam dan sayangnya hingga saat ini pun tidak ada yang dapat mengidentifikasi siapa sebenarnya Jack the Ripper.
Lalu, siapa sebenarnya sosok dibalik Jack the Ripper? Apakah ada yang menjadi tersangka dan diduga sebagai sosok dibalik Jack the Ripper? Tentunya ada. Polisi distrik Whitechapel terus mencari dan mengumpulkan beberapa saksi yang mengatakan sepertinya mengetahui atau pernah melihat sosok dibalik Jack the Ripper. Setelah mewawancarai beberapa saksi yang diduga pernah melihat sosok Jack the Ripper, polisi membuat kesimpulan jika Jack the Ripper memiliki ciri-ciri kemungkinan berusia 25 - 35 tahun, memiliki tinggi badan sekitar 5.5' - 5.7' kaki, berkulit putih, berkumis, serta mengenakan mantel dan topi berwarna gelap. Kepolisian distrik Whitechapel juga menyimpulkan jika Jack the Ripper ini berpenampilan seperti orang-orang di distrik Whitechapel pada umumnya namun dibalik penampilan itu ia dapat melakukan kejahatan yang sangat amat kejam.
Setelah beberapa tahun sosok Jack the Ripper menjadi buronan nomor satu Kepolisian Whitechapel, pada tahun 1903, seorang Kepala Departemen Investigasi Kriminal distrik Whitechapel yang bernama Melville Macnaghten, memiliki kecurigaan jika sosok dibalik Jack the Ripper adalah orang yang memiliki pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia, entah itu adalah dokter, perawat, ataupun orang-orang yang memang belajar mengenai anatomi manusia dikarenakan beberapa korban dari Jack the Ripper diidentifikasi jika organ tubuhnya berhasil dikeluarkan dari tubuh korban dengan sempurna. Berdasarkan dugaan yang diuraikan Melville Macnaghten, akhirnya didapatkan 3 (tiga) orang yang diduga kuat sebagai sosok dibalik Jack the Ripper.
Sosok pertama yang dicurigai sebagai Jack the Ripper versi Melville Macnaghten adalah Montague John Druitt, merupakan seorang pengacara yang memiliki seorang paman dan sepupu yang berprofesi sebagai dokter. Pada usianya yang ke-40 tahun, Druitt lebih tertarik dengan dunia operasi tubuh manusia dikarenakan pada saat itu ia sedang tinggal bersama sepupunya yang sedang praktek kedokteran bidang operasi tubuh manusia di dekat tempat pembunuhan yang dilakukan oleh Jack the Ripper di distrik Whitechapel. Sekitar 1 (satu) bulan sebelum kejadian pembunuhan yang pertama, ibu dari Druitt tiba-tiba menjadi gila dan Druitt menulis catatan jika ia takut gila dan merasa terintimidasi oleh ibunya sendiri yang menganggap jika anaknya adalah sosok dibalik Jack the Ripper karena ibunya percaya anaknya mempunyai kecenderungan seksual kepada wanita-wanita penghibur di Whitechapel. Setelah pembunuhan terakhir, Druitt menghilang dan ditemukan meninggal 4 (empat) minggu setelah pembunuhan yang terakhir dengan kondisi mengapung di sungai Thames tanggal 3 Desember 1888, Druitt diduga bunuh diri. Mengapa Macnaghten mencurigai Druitt sebagai Jack the Ripper? Macnaghten menganggap jika Druitt sudah gila karena kecenderungan seksualnya terhadap wanita-wanita penghibur di distrik Whitechapel serta ia dianggap memahami bagaimana cara melakukan pembedahan pada tubuh manusia karena beberapa korban dari Jack the Ripper didapati organ tubuhnya dikeluarkan dari tubuhnya secara sempurna.
Sosok kedua yang diyakini oleh Melville Macnaghten sebagai Jack the Ripper adalah Michael Ostrog. Diyakini Michael Ostrog merupakan seorang dokter asal Rusia sekaligus seorang penjahat. Mengapa Ostrog dicurigai sebagai sosok Jack the Ripper? Melville Macnaghten mengatakan jika Michael Ostrog tidak bisa menerangkan dimana posisinya ketika pembunuhan-pembunuhan itu terjadi serta ia tidak mempunyai alibi kuat mengenai keberadaannya pada saat pembunuhan terjadi. Selain itu, Ostrog juga pernah dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa karena ia diindikasikan mempunyai kecenderungan untuk membunuh. Namun setelah diinterogasi ia tidak terbukti bersalah dan kemudian dibebaskan.
Setelah beberapa tahun sosok Jack the Ripper menjadi buronan nomor satu Kepolisian Whitechapel, pada tahun 1903, seorang Kepala Departemen Investigasi Kriminal distrik Whitechapel yang bernama Melville Macnaghten, memiliki kecurigaan jika sosok dibalik Jack the Ripper adalah orang yang memiliki pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia, entah itu adalah dokter, perawat, ataupun orang-orang yang memang belajar mengenai anatomi manusia dikarenakan beberapa korban dari Jack the Ripper diidentifikasi jika organ tubuhnya berhasil dikeluarkan dari tubuh korban dengan sempurna. Berdasarkan dugaan yang diuraikan Melville Macnaghten, akhirnya didapatkan 3 (tiga) orang yang diduga kuat sebagai sosok dibalik Jack the Ripper.
Sosok pertama yang dicurigai sebagai Jack the Ripper versi Melville Macnaghten adalah Montague John Druitt, merupakan seorang pengacara yang memiliki seorang paman dan sepupu yang berprofesi sebagai dokter. Pada usianya yang ke-40 tahun, Druitt lebih tertarik dengan dunia operasi tubuh manusia dikarenakan pada saat itu ia sedang tinggal bersama sepupunya yang sedang praktek kedokteran bidang operasi tubuh manusia di dekat tempat pembunuhan yang dilakukan oleh Jack the Ripper di distrik Whitechapel. Sekitar 1 (satu) bulan sebelum kejadian pembunuhan yang pertama, ibu dari Druitt tiba-tiba menjadi gila dan Druitt menulis catatan jika ia takut gila dan merasa terintimidasi oleh ibunya sendiri yang menganggap jika anaknya adalah sosok dibalik Jack the Ripper karena ibunya percaya anaknya mempunyai kecenderungan seksual kepada wanita-wanita penghibur di Whitechapel. Setelah pembunuhan terakhir, Druitt menghilang dan ditemukan meninggal 4 (empat) minggu setelah pembunuhan yang terakhir dengan kondisi mengapung di sungai Thames tanggal 3 Desember 1888, Druitt diduga bunuh diri. Mengapa Macnaghten mencurigai Druitt sebagai Jack the Ripper? Macnaghten menganggap jika Druitt sudah gila karena kecenderungan seksualnya terhadap wanita-wanita penghibur di distrik Whitechapel serta ia dianggap memahami bagaimana cara melakukan pembedahan pada tubuh manusia karena beberapa korban dari Jack the Ripper didapati organ tubuhnya dikeluarkan dari tubuhnya secara sempurna.
Sosok kedua yang diyakini oleh Melville Macnaghten sebagai Jack the Ripper adalah Michael Ostrog. Diyakini Michael Ostrog merupakan seorang dokter asal Rusia sekaligus seorang penjahat. Mengapa Ostrog dicurigai sebagai sosok Jack the Ripper? Melville Macnaghten mengatakan jika Michael Ostrog tidak bisa menerangkan dimana posisinya ketika pembunuhan-pembunuhan itu terjadi serta ia tidak mempunyai alibi kuat mengenai keberadaannya pada saat pembunuhan terjadi. Selain itu, Ostrog juga pernah dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa karena ia diindikasikan mempunyai kecenderungan untuk membunuh. Namun setelah diinterogasi ia tidak terbukti bersalah dan kemudian dibebaskan.
Sosok terakhir yang dicurigai sebagai sosok Jack the Ripper menurut Melville Magnaghten adalah Aaron Kosminski yang merupakan seorang Polandia keturunan Yahudi yang tinggal di distrik Whitechapel. Aaron berprofesi sebagai tukang cukur dan ia juga sempat menghabiskan waktu di Rumah Sakit Jiwa pada tahun 1989 setelah pembunuhan terakhir yang dilakukan oleh Jack the Ripper karena ia diduga memiliki kelainan membenci yang tidak wajar terhadap wanita-wanita penghibur di distrik Whitechapel. Menurut Melville Magnaghten, penampilan dari Aaron Kosminski adalah yang paling cocok dengan deskripsi yang diberikan oleh saksi-saksi yang meyakini pernah melihat sosok Jack the Ripper. Pada saat kejadian penemuan dua korban Jack the Ripper pada hari yang sama, Aaron sempat membeli sebuah syal dan entah bagaimana syal yang dibeli oleh Aaron ditemukan di TKP dari korban keempat Jack the Ripper. Saat diinterogasi oleh kepolisian distrik Whitechapel, Aaron mengatakan jika ia memang sempat bersama dengan sosok korban keempat dari Jack the Ripper namun polisi sulit memercayainya dikarenakan sosok Aaron yang terkenal memiliki kebencian yang tidak wajar terhadap wanita-wanita penghibur di distrik Whitechapel. Berdasarkan alasan tersebut, Melville Macnaghten percaya jika Aaron Kosminski adalah sosok dibalik pembunuh kejam, Jack the Ripper.
Lalu dari ketiga tersangka tadi, siapakah sosok dibalik Jack the Ripper? Dikutip dari website anehdidunia.com, pada tahun 2014 seorang ilmuwan menemukan jika Aaron Kosminski merupakan sosok dibalik Jack the Ripper. Hal ini dikarenakan ilmuwan tersebut menemukan kecocokan dari hasil tes DNA Aaron Kosminski. Penyelidikan ini bermula ketika Russel Edwards, seorang pengusaha membeli sebuah syal di tempat penjualan barang lelang pada tahun 2007, yang diketahui milik salah satu korban dari Jack the Ripper, Catherine Eddowes. Russel Edwards butuh waktu 7 (tujuh) tahun untuk kemudian menghubungi para ilmuwan untuk melakukan tes DNA pada syal tersebut, tentunya untuk mengungkap siapa sebenarnya sosok Jack the Ripper. Pada syal tersebut terdapat jejak korban dan pembunuhnya yang ternyata mengarah pada sosok Aaron Kosminski berkat jejak DNA yang ditemukan pada syal tersebut.
Sosok dibalik terungkapnya kasus ini adalah seorang ahli biokimia dari Liverpool John Moores University (LMJU) bernama Jari Louhelainen. Namun, ketika hasilnya keluar, Jari Louhelainen tidak langsung merilisnya ke publik karena mencegah terjadinya keributan. Bukti baru dua set jejak DNA pada syal itu cocok dengan Aaron Kosminski dan salah satu korbannya yang terbunuh, Catherine Eddowes. Imigran Polandia itu tinggal bersama dua saudara laki-lakinya dan seorang saudari perempuan di Greenfield Street, lokasi itu hanya berjarak 200 meter dari tempat korban pembunuhan ketiganya, Elizabeth Stride.
Sosok dibalik terungkapnya kasus ini adalah seorang ahli biokimia dari Liverpool John Moores University (LMJU) bernama Jari Louhelainen. Namun, ketika hasilnya keluar, Jari Louhelainen tidak langsung merilisnya ke publik karena mencegah terjadinya keributan. Bukti baru dua set jejak DNA pada syal itu cocok dengan Aaron Kosminski dan salah satu korbannya yang terbunuh, Catherine Eddowes. Imigran Polandia itu tinggal bersama dua saudara laki-lakinya dan seorang saudari perempuan di Greenfield Street, lokasi itu hanya berjarak 200 meter dari tempat korban pembunuhan ketiganya, Elizabeth Stride.
Meski banyak orang percaya jika Jack the Ripper adalah Aaron Kosminski sesuai dengan hasil tes DNA Jari Louhelainen, tetapi tidak sedikit dari masyarakat dunia yang tidak memercayainya. Hingga saat ini, kasus pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Jack the Ripper tetap menjadi misteri dan pertanyaan besar. Terlebih lagi soal motif sebenarnya dari pembunuhan tersebut dan berapa jumlah korban sesungguhnya yang terbunuh oleh Jack the Ripper ini. Mengapa sosok Jack the Ripper bisa ada pada franchise Assassin's Creed Syndicate? Well, mungkin dikarenakan timeline dari kasus Jack the Ripper sesuai dengan timeline dari Assassin's Creed Syndicate yang diperankan oleh Jacob dan Evie Frye, untuk menambah ketegangan memainkan game karena menyangkut sosok dari Jack the Ripper. Walaupun Jack the Ripper pada kisah nyata dan yang ada pada franchise Assassin's Creed Syndicate secara latar belakang berbeda, namun tetap saja memiliki satu kesamaan yaitu dia adalah pembunuh berdarah dingin yang tidak mempunyai empati sedikitpun terhadap korbannya.
0 komentar:
Posting Komentar