Februari 28, 2022

Dilema Mempunyai Akun Instagram

Aku ingin sedikit curhat. Instagram ini sungguh media sosial yang sangat amat membuatku dilema. Instagram ini buatku seperti menjadi 'yang paling utama dan selalu dibuka' daripada media sosial lainnya. Manfaatnya tentu ada, tapi menurutku pribadi justru Instagram ini lebih banyak dampak buruknya.

Aku secara pribadi pernah nonaktif/berhenti menggunakan Instagram sekitar kurang lebih 3 (tiga) bulan pada tahun 2020. Alasannya? Karena aku sadar terlalu sering menggunakan Instagram ini adalah sumber stressor utamaku. Selama 3 (tiga) bulan aku berhenti bermain Instagram, jujur banyak sekali manfaat yang aku dapatkan. Secara psikis aku lebih tenang dan terkendali.

Mengapa Instagram menjadi sumber stressor utama diriku? Because I think Instagram is the best place for people to show off their perfect life everytime and all the time. Aku tidak menyalahkan perilaku itu, hanya saja, fakta itu memang membuatku kurang nyaman menggunakan media sosial yang satu ini. Aku merasa tertinggal langkah dari teman-temanku yang selalu upload aktivitas pekerjaan ataupun achievement yang mereka bagikan melalui Instagram, story maupun postingan. Tanpa sadar, keseringan menonton hal semacam itu justru membuat psikisku jatuh dan menjadi tidak percaya diri terhadap hidupku sendiri.

Dilemanya adalah untukku yang masih berstatus sebagai Jobseeker, 'katanya' Instagram ini menjadi salah satu media sosial yang sangat dipantau oleh para rekruter di luar sana, mungkin ini menjadi salah satu background check bagi mereka untuk mengetahui kandidat mereka. Aku disini tidak akan berbicara mengenai hal tersebut, hanya saja berdasarkan fakta itu membuatku terpaksa untuk mengaktifkan akun Instagramku kembali. Apakah aku masih sering membuka akun Instagramku? Iya, terkadang. Tapi aku selalu membatasi diriku untuk tidak menggunakannya terlalu sering atau dalam jangka waktu yang lama. Setelah selesai, biasanya aku juga langsung logout akun Instagramku.

Apakah ada dari kamu yang memiliki pengalaman dan perasaan yang sama? Mungkin menarik apabila aku bisa mendengar opini atau bagaimana metode mengatur perasaan diri kita ketika melihat konten yang orang lain bagikan di akun media sosial mereka mengenai hidup mereka yang sepertinya sempurna. Aku tau, media sosial biasanya hanya digunakan untuk membagikan apa yang baik saja. Hanya saja, hingga saat ini pun aku masih tidak nyaman menggunakan media sosial yang satu ini.

0 komentar:

Posting Komentar