Setiap orang pernah berbuat kesalahan, itu bukanlah hal yang memalukan. Jangan pernah menyia-nyiakan luka serta pengalaman itu, lebih baik untuk tetap melangkah dan tersenyum.
Saat semuanya terasa sulit dan tidak berpihak, rasanya seperti menghirup udara dengan sunyi, seperti burung gagak yang terbang ke langit luas tanpa tujuan yang jelas. Berharap untuk istirahat sejenak ketika hujan datang, namun angin terus memaksa untuk terus berjalan mencapai memenuhi ekspektasi. Aku hidup untuk siapa? Segala penyesalan terasa begitu kusam, tapi aku hanya tidak ingin membiarkan luka serta pengalaman itu menjadi sia-sia. Saatnya mengukir sesuatu dengan tangan ini, saat ini adalah saatnya pertunjukan.
Ah, rasanya seperti masa lalu yang hidup dalam foto polaroid yang memudar, seperti hari saat kita selalu bermain-main, mencari tempat untuk melihat langit, berjuang setiap hari untuk tujuan masing-masing, satu per satu langkah demi mencapai keinginan masing-masing. Namun saat ini, rasanya aku justru bertarung melawan diri sendiri, kehadiranmu yang mulai memudar memaksaku merasakan kenyataan itu. Aku harus bisa berdiri tegap dengan kakiku sendiri.
Ibuku sering berkata disaat aku kecewa akan ekspektasiku sendiri, "Setiap orang pernah berbuat kesalahan, itu bukanlah hal yang memalukan. Jangan pernah menyia-nyiakan luka serta pengalaman itu, lebih baik untuk tetap melangkah dan tersenyum." Kata-kata itu sangat menyelamatkanku.
Matahari terbit melambangkan sebuah permulaan, menjadi batas antara mimpi dengan kenyataan. Munculnya bulan melambangkan sebuah akhir, menjadi tamparan mengenai hari-hari yang telah kulewati dengan sia-sia. Ketika hujan turun, aku ingin berteriak menatap langit hingga tiba di hari suaraku habis. Kembali menyadarkanku jika aku harus terus berjuang untuk hari-hari selanjutnya. Segala usaha sudah dipersiapkan untuk mengembangkan satu jalan lurus seperti bunga akan selalu mekar di tanah yang subur. Kenyataan memang membawa beban yang berat, namun aku harus terus melangkah mengurangi segala keluhanku. Ini memang berat. Sebelum aku mencemaskan hari esok dengan kepala menunduk, aku harus mulai berlari kembali.
"Kenyataan memberiku beban yang berat, rasanya begitu menyiksaku.
Tidak ada sesuatu yang mudah, aku sudah cukup mengetahui hal itu."
Sekarang saatnya terus melangkah maju.
2 komentar:
dari keluh kesah
menjadi anugerah dan berkah
semangat ma brader
Thank you so much for the appreciate bang!
Posting Komentar