Masih membahas soal kucing, kali ini aku pengen sharing tentang penting atau engga sih kucing itu disteril?
Sebelumnya, pasti beberapa dari kalian masih kurang familiar dengan istilah sterilisasi. Jadi, apa sih sterilisasi itu? Dikutip dari website proplan.co.id, sterilisasi adalah operasi pengangkatan organ reproduksi pada hewan agar mereka tidak dapat berkembang biak lagi. Pada hewan jantan disebut dengan kastrasi/orchiectomy, sedangkan pada hewan betina disebut ovariohysterectomy (OH). Tapi, istilah yang sudah biasa kita dengar adalah kebiri, cuma karena kebiri terkesan kasar dan kurang enak didengar, maka lebih baik disebut sterilisasi/steril ya.
Sebagian dari pet owner pun masih enggan untuk melakukan steril pada kucingnya. Alasannya karena mereka merasa kasihan dan takut tidak dapat berkembang biak lagi nantinya. Ada pula beberapa pet owner yang merasa hal tersebut tidak terlalu diperlukan. Namun faktanya, sterilisasi punya banyak manfaat, salah satunya adalah untuk menjaga kesehatan serta tingkah laku pada kucing kalian. Kucing yang telah melakukan steril menjadi lebih tenang dan lebih betah di rumah. Hal tersebut sudah aku rasakan sendiri sebagai seorang pet owner, karena semua kucing yang ada di rumah sudah steril. Mereka memang jadi lebih tenang secara tingkah laku dan lebih betah tinggal di rumah.
Pengalaman yang menjadikanku yakin bahwa seekor kucing harus disteril adalah disaat kucing jantanku, Mandra, berusia kurang lebih 8 bulan dan mulai menunjukkan perilaku birahi seperti spraying atau kencing sana-sini yang menyebabkan tiap sudut di rumah terasa bau pesing. Perilaku Mandra juga menunjukkan keanehan seperti suka mengeong sendiri tanpa alasan dengan nada yang aneh, tiba-tiba menjadi tidak terkontrol, lari sana-sini tanpa sebab, dan perilaku yang paling terara merepotkan ya spraying. Jujur pada saat itu aku merasa agak terlambat untuk steril Mandra dikarenakan dia sudah terlanjur menunjukkan perilaku birahi, banyak yang bilang harusnya steril kucing baiknya justru saat sebelum dia menunjukkan perilaku birahi dan karena pada saat itu kondisi kesehatan Mandra juga tidak ada masalah, akhirnya pada saat itu juga Mandra aku steril dengan harapan dapat membantunya berperilaku lebih tenang dan tentunya berharap perilaku sparying-nya dapat berhenti.
Pulang dari steril, Mandra terlihat masih sedikit lemas, mungkin karena efek dari obat biusnya masih ada, karena itu adalah pengalaman pertamaku dalam sterilisasi kucing, aku sangat khawatir dan teliti terkait perawatan pasca steril untuk Mandra. Oh iya, FYI, Mandra selesai steril boleh langsung pulang, karena dokternya bilang kucing jantan pemulihannya lebih cepat jika dibandingkan pemulihan pada kucing betina dan terbukti Haku yang betina dulu setelah steril memang pemulihannya memakan waktu seminggu, beda sama Mandra yang satu hari setelah steril langsung sembuh, tapi sayangnya sekarang Haku sudah bermain di alam lain.
Setelah Mandra dan Haku steril, kini giliran Kuzon yang steril. Usia Kuzon saat steril saat itu 7 bulan, belum menunjukkan perilaku birahi sama sekali. Oh iya, sebelum kalian steril kucing kalian, konsultasi ke dokter hewan kepercayaan kalian dulu ya, dokter yang lebih paham kapan baiknya untuk steril. Nah, karena aku sudah konsultasi sebelumnya ke drh Mey (beliau adalah dokter hewan yang menangani semua kucingku), beliau memutuskan jika Kuzon sudah siap untuk steril walaupun belum menunjukkan perilaku birahi, testis Kuzon sudah terlihat bentuknya haha. Disini letak perbedaan yang aku rasakan ketika steril Kuzon yang sebelum birahi dan steril Mandra ketika sudah terlanjur birahi. Dalam perubahan sifat, Kuzon lebih terkendali, lebih kalem karena ia disteril sebelum menunjukkan perilaku birahi, rasanya Kuzon engga akan pernah mengenal apa itu birahi karena hormonnya sudah ditekan sebelum ia merasakan perasaan tersebut haha. Kalau Mandra terkadang masih menunjukkan sisa-sisa perilaku birahi, yang paling sering adalah mengeong dengan nada aneh itu atau tiba-tiba suka lari-larian sendiri tanpa sebab, tapi entah itu adalah sisa dari perilaku birahi atau bukan yang jelas Kuzon jauh lebih terkendali dari sifat dan perilakunya daripada Mandra.
Mungkin itu saja yang saat ini bisa kubagikan. Apakah steril baik bagi kucing? Tentu saja. Tergantung orientasi kalian juga, ingin memiliki kucing untuk dikembang-biakkan atau ingin memiliki kucing hanya untuk teman dan tidak ada niatan untuk dikembang-biakkan? Oh iya, FYI, kucing-kucingku semua kucing indoor dan aku engga ada niatan sama sekali untuk mengembang-biakkan mereka, jadi itu kenapa aku lebih memilih melakukan steril untuk kucing-kucingku. Apabila kalian memilih untuk tidak mensteril kucing kalian, tolong tanggungjawab dengan sepenuhnya terkait anak dari kucing yang lahir nantinya, pastikan kalau kalian open adopsi ke orang yang tepat, yang akan merawat serta menyayangi kucing kalian sebagaimana ia menyayangi keluarganya, karena memelihara kucing juga butuh komitmen dan tentunya biaya. Bijaklah dalam merawat kucing kalian, ya.
Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.
Setelah Mandra dan Haku steril, kini giliran Kuzon yang steril. Usia Kuzon saat steril saat itu 7 bulan, belum menunjukkan perilaku birahi sama sekali. Oh iya, sebelum kalian steril kucing kalian, konsultasi ke dokter hewan kepercayaan kalian dulu ya, dokter yang lebih paham kapan baiknya untuk steril. Nah, karena aku sudah konsultasi sebelumnya ke drh Mey (beliau adalah dokter hewan yang menangani semua kucingku), beliau memutuskan jika Kuzon sudah siap untuk steril walaupun belum menunjukkan perilaku birahi, testis Kuzon sudah terlihat bentuknya haha. Disini letak perbedaan yang aku rasakan ketika steril Kuzon yang sebelum birahi dan steril Mandra ketika sudah terlanjur birahi. Dalam perubahan sifat, Kuzon lebih terkendali, lebih kalem karena ia disteril sebelum menunjukkan perilaku birahi, rasanya Kuzon engga akan pernah mengenal apa itu birahi karena hormonnya sudah ditekan sebelum ia merasakan perasaan tersebut haha. Kalau Mandra terkadang masih menunjukkan sisa-sisa perilaku birahi, yang paling sering adalah mengeong dengan nada aneh itu atau tiba-tiba suka lari-larian sendiri tanpa sebab, tapi entah itu adalah sisa dari perilaku birahi atau bukan yang jelas Kuzon jauh lebih terkendali dari sifat dan perilakunya daripada Mandra.
Mungkin itu saja yang saat ini bisa kubagikan. Apakah steril baik bagi kucing? Tentu saja. Tergantung orientasi kalian juga, ingin memiliki kucing untuk dikembang-biakkan atau ingin memiliki kucing hanya untuk teman dan tidak ada niatan untuk dikembang-biakkan? Oh iya, FYI, kucing-kucingku semua kucing indoor dan aku engga ada niatan sama sekali untuk mengembang-biakkan mereka, jadi itu kenapa aku lebih memilih melakukan steril untuk kucing-kucingku. Apabila kalian memilih untuk tidak mensteril kucing kalian, tolong tanggungjawab dengan sepenuhnya terkait anak dari kucing yang lahir nantinya, pastikan kalau kalian open adopsi ke orang yang tepat, yang akan merawat serta menyayangi kucing kalian sebagaimana ia menyayangi keluarganya, karena memelihara kucing juga butuh komitmen dan tentunya biaya. Bijaklah dalam merawat kucing kalian, ya.
Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.
Salam hangat,
Faqih~
Faqih~
1 komentar:
wah kebetulan aku mau steril kucing
Elever Media Indonesia
Posting Komentar