Angin yang bertiup pada hari itu, mengingatkanku pada sebuah kejadian yang meruntuhkan semuanya.
Aku mencoba menghubungkan kata-kata yang telah kusampaikan sebelumnya, semua yang
telah terjadi, hanya sekedar untuk menyampaikan perasaan sederhana yang aku miliki tentangmu. Aku merasa, aku seolah hidup dan tersenyum denganmu sekarang.
Kejadian hari itu pasti menyakitimu bukan? Itulah mengapa kau menangis begitu kerasnya, dan hatiku sangat remuk karena mendengar dan mengetahui kau menangis dengan hebatnya hari itu. Aku juga menangis mengetahui betapa gagalnya diriku. Aku memang seorang yang gagal dalam hal apapun itu, terutama dalam membuatmu tersenyum.
Karena aku hanya akan berbagi semuanya denganmu, apapun itu, hanya denganmu bukan orang lain. Pada akhirnya aku menyadari, semua tentangmu menjadi sangat berarti untukku. Kesedihanku, air mata ini mulai mengalir melewati pipi, dan aku menyadari, terdapat sungai air mata di depan sana. Aku telah mencoba membuatnya surut, namun itu selalu gagal. Hujan turun lebih lebat dari yang kubayangkan.
Hal yang paling berat di sini, mungkin aku harus mengucapkannya sekarang. Inilah caraku untuk menyampaikan selamat tinggal untukmu. Sayonara. Aku mencintaimu.
Perasaan ini sangat kuat dan berharga.
0 komentar:
Posting Komentar