"Sama sekali tak pernah terlintas di pikiranku." Itu yang selalu aku katakan pada diriku sendiri setelah menyadari semua yang sudah terlanjur terjadi.
Sosok penting yang selalu hadir datang dan pergi, menyambut dan melepas salam, selalu mengingatkan dalam hal-hal baik, sekarang sosok itu bersama sosok yang lain, dan itu yang terbaik, aku memahaminya. Aku harus melangkah maju.
Tiap kali aku melihatmu, entah melalui digital ataupun bertatap langsung denganmu, ada sebuah perasaan dalam hati yang terus kucoba untuk kusembunyikan. Aku mencoba untuk berpaling karena melihat tanganmu kini dalam genggaman tangannya, kini kau bersamanya. Maafkan aku hanya belum bisa menerima kenyataannya.
Katakan padaku kenapa kau begitu sulit untuk dilupakan? Jangan ingatkan aku apapun mengenai dirimu. Terlalu banyak kenangan. Katakan padaku kenapa aku tak bisa melupakan apapun mengenai dirimu? Katakan padaku. Rasanya aku tak bisa hadapi kenyataan ini semua. Aku hanya masih saja merindukanmu.
Kenangan yang harusnya semakin memudar justru semakin terasa. Apa yang salah dengan hatiku? Tinggalkan, lepaskan. Aku tak menyangka akan sesulit dan sesakit ini. Harus kuat, kulanjutkan hidupku. Kembali ketika kulihat dirimu dalam digital maupun bertatapan secara langsung, ada sebuah perasaan dalam hati yang terus kucoba untuk kusembunyikan. Aku terus mencoba untuk berpaling.
Sangat kusesali semua yang pernah kuperbuat dan kukatakan. Tak mungkin untuk kuulang semuanya. Kini aku sendiri. Bagaimana caraku untuk melepaskanmu? Aku takkan pernah mengerti. Takkan pernah mengerti untuk melepas ataupun membenci sesuatu yang sangat kusayangi.
"Aku hanya masih saja merindukanmu."
0 komentar:
Posting Komentar