Lanjutan dari cerita Tentang Perempuan yang Spesial.
Kau memutuskan untuk pergi tanpa memberitahukan alasanmu.
Segera aku mempercepat langkahku, aku rindu rumah. Aku masih tidak bisa menerima keputusanmu yang meminta untuk pergi secara tiba-tiba. Aku benci diriku yang sekali lagi gagal untuk meyakinkanmu terus berada di sini. Aku kacau dengan situasi ini.
Aku tau aku menyebalkan. Aku pencemburu tak logis. Aku pemarah. Aku tak sabaran. Kadang emosiku suka meluap. Aku terlalu sering negative thinking tentangmu. Bahkan sampai membuatmu menangis? Aku benar-benar lelaki bodoh. Aku tau kau mungkin lelah dengan situasi kita yang selalu bertengkar tanpa henti. Takaran kita dalam bertengkar memang sudah berlebihan. Jujur aku malu, ada salah satu temanmu yang berkata, "Kenapa kalian selalu bertengkar?" Aku malu, aku benci diriku. Itu artinya, aku gagal menjadi lelaki sesuai keinginanmu, harapanmu, harapan mereka. Aku selalu gagal menjadi apa yang kau inginkan. Kau lelah di sini. Itukah alasanmu? Maafkan aku yang bodoh ini.
Sekarang aku cuma bisa memandangi layar hp ku tanpa tujuan. Tidak ada lagi pesan darimu. Jujur, pesan darimu, apapun itu, membangkitkan moodku. Kau, hadirmu, senyummu, tawamu adalah semangatku. Tanpa kau sadari, kau adalah perempuan paling berharga setelah Ibuku sendiri. Aku rindu semua omelanmu. Aku rindu semua perhatian lucumu. Aku rindu semua tingkah centilmu. Aku rindu semua tentang dirimu. Aku merindukanmu, maafkan aku.
Aku bersyukur akan hadirmu. Aku memang tak pantas mengenal perempuan spesial seperti dirimu, bahkan memilikimu. Aku minta maaf aku yang seperti ini. Aku tidak tau lagi cara menyembuhkan luka di hatimu. Aku terlalu banyak membuat luka di sana. Aku lelaki brengsek yang selalu ingin menang sendiri di hadapanmu, tidak pernah sekalipun memikirkan perasaanmu. Andai ada yang bisa kulakukan untuk membuatmu kembali di sini, apapun itu, akan kulakukan. Aku menyesal akan semua perbuatan bodohku. Aku minta maaf. Maaf. Maaf. Maaf. Aku terlampau egois.
Aku memang tak rupawan seperti kebanyakan laki-laki di luar sana. Parasku biasa-biasa saja. Tapi aku tulus untukmu di sini. Kasih ini silahkan kau adu, aku percaya diri ada sesuatu yang membekas dariku selain luka juga kepedihan. Aku selalu menunggu hadirmu. Aku selalu ingin bersamamu, kapanpun itu. Aku ingin menjadi satu-satunya lelaki yang berada di sampingmu selain ayah dan saudaramu. Firasat ini ingin kau tuk di sini. Aku akan menjadi tempat untukmu pulang.
Lihatlah sayang, hujan turun membasahi, seolah ku berair mata. Hati ini memang menangis. Aku ingin kau di sini, benar-benar di sini, tanpa ada paksaan sedikitpun.
"Aku ingin kau kembali. Aku merindukan semua hal tentangmu."
0 komentar:
Posting Komentar