Desember 13, 2017

EDITORIAL: Antonio Conte, Sang Pengubah Liga Inggris?

Sebelum menulis artikel ini lebih lanjut, saya ingin menyampaikan jika saya adalah fans Chelsea, namun disini saya menuliskan opini bukan berdasar sudut pandang saya sebagai seorang fans Chelsea, melainkan murni dari sudut pandang saya sebagai penikmat sepakbola liga Inggris. Antonio Conte sang pengubah Liga Inggris? Betulkah?

Berawal pada musim 2016/17 dimana Antonio Conte datang ke Chelsea sebagai manajer menggantikan peran Guus Hiddink yang sebelumnya menjadi manajer sementara Chelsea, dengan catatan berat Chelsea sebelumnya finish buruk di posisi 10 klasemen Liga Inggris, yang berarti Chelsea otomatis absen dari pentas Liga Champions, maupun Liga Europa, dan Conte juga mempunyai tugas lain, yaitu mengangkat moral para pemain Chelsea yang sebelumnya menjalani musim yang sangat amat buruk, mungkin musim terburuk Chelsea selama 1 dekade terakhir. Conte datang ke Chelsea dengan situasi seberat itu.

Chelsea mengawali musim 2016/17 bukan tanpa masalah. Chelsea tetap kurang konsisten, hingga pada akhirnya semua terbukti pada laga away melawan Arsenal, situasi Chelsea kembali menjadi buruk. Chelsea menelan kekalahan telak 3-0 di Emirates Stadium, markas Arsenal. Disini, cerita Antonio Conte dengan 3-4-3 nya bersama Chelsea dimulai. Conte merasa ada yang salah dengan sistem permainan timnya. Dengan 4 bek, rasanya tetap kurang efektif dalam bertahan, maupun menyerang. Conte melihat skuad Chelsea rasanya mungkin untuk menerapkan strategi 3 bek, dengan didukung dua wing-back Marcos Alonso dan Victor Moses pada sisi kiri dan kanan. Sistem 3-4-3 Conte ini pun dinilai efektif, dan formasi inilah yang menjadi titik balik perjalan Chelsea dibawah asuhan Antonio Conte, dan mungkin mulai mengubah jalannya Liga Inggris.

Mengetahui strategi 'unik' Conte ini, mungkin asing untuk kultur sepakbola Liga Inggris, yang biasa bermain dengan pola 4 bek, beberapa pelatih lain dari klub liga Inggris pun mulai mencoba untuk menerapkan strategi dengan pola 3 bek, seperti yang Antonio Conte terapkan pada Chelsea. Strategi 3 bek ini, perlu diketahui, sebenarnya bukan pure menggunakan 3 bek saja. 2 wing back ini juga memiliki peran untuk menjaga pertahanan ketika timnya tidak menguasai bola. Peran wing-back disini sangatlah vital, karena selain turun menjaga pertahanan ketika timnya tidak menguasai bola, 2 wing-back ini juga bertugas untuk ikut naik membantu serangan ketika timnya menguasai bola, dengan fokus utama mengalirkan bola ke tengah, memberikan bola crossing kepada striker untuk mencetak gol. 2 wing-back ini bisa dibilang posisi yang paling melelahkan karena harus dipaksa naik-turun lapangan. Namun Alonso dan Moses sukses memerankan peran barunya dalam strategi baru Chelsea asuhan Conte ini.

Dengan strategi 3-4-3 yang diterapkan Antonio Conte pada Chelsea-nya inilah, yang sukses membawa Chelsea menjuarai Liga Inggris setelah menjalani musim buruk sebelumnya, yang menjadi gelar perdana Antonio Conte di Inggris. Baru musim itu Antonio Conte menjalani debutnya sebagai manajer klub Liga Inggris, Conte langsung sukses membawa klub yang diasuhnya juara, yang bisa disebut sukses menaklukkan Liga Inggris, pada musim debutnya. Dengan tangan dingin Conte, pelatih sekelas Jose Mourinho (yang notabene adalah mantan pelatih Chelsea tersukses) pun mau tak mau harus mengakui kejeniusan seorang Antonio Conte. Ingat dengan kemenangan bombastis Chelsea kala menjamu Manchester United-nya Mourinho di Stamford Bridge? Laga perdana kembalinya sang pelatih tersukses Chelsea ke Stamford Bridge itu berakhir tragis untuk skuad Mourinho, 4 gol tanpa balas, yang bahkan gol pembuka pun dilesatkan pada detik 30 oleh Pedro Rodriguez, memanfaatkan umpan lambung dari Alonso. Peran wing-back kembali terasa vital di sana. Strategi racikan Mourinho benar-benar tidak berguna, Conte lebih superior. Di sana, Conte juga membuktikan kepada fans Chelsea, bahwa Chelsea sudah ada pada tangan yang tepat, yaitu pada kendalinya. The Godfather!

Kalau kalian penikmat Liga Inggris, sekarang ini banyak tim-tim dari liga Inggris yang mulai meninggalkan strategi 4 bek dan beralih ke strategi 3 bek. Sebelumnya, sangat jarang tim dari liga Inggris memakai strategi 3 bek, hingga Antonio Conte datang ke Chelsea. Seakan merubah segalanya, tim Inggris yang dulu dikenal dengan strategi pragmatisnya, seakan semuanya sekarang menjadi pudar. Tim dari Inggris sekarang dikenal sebagai tim yang bermain dengan high pressure dan pola penyerangan kilat. Terbukti, strategi 3 bek yang diterapkan beberapa tim Inggris di kancah Eropa, khususnya dalam kompetisi Liga Champions sukses membawa seluruh wakil Inggris lolos ke babak 16 besar. Perjalanan tim Inggris di pentas Liga Champions saat ini sangatlah superior. Bahkan Tottenham yang notabene tim kuda hitam, mampu menaklukkan juara bertahan Real Madrid, dengan strategi poros 3 bek mereka. Bravo!


Jadi, setujukah kalian jika Antonio Conte adalah sang pengubah jalannya Liga Inggris? Sebelumnya kita tau, sebelum kedatangannya ke Inggris, Conte memang seringkali menggunakan strategi 3 bek nya di liga Italia. Namun apakah strategi 3 bek itu cocok, untuk sepakbola Inggris yang high pressure? Sekarang semuanya sudah terbukti. Antonio Conte lah, sang pembawa strategi 3 bek yang disangka tidak cocok dengan kultur permainan Liga Inggris, namun nyatanya sangat ampuh diterapkan di liga Inggris, dan menaklukkan Inggris di tahun pertamanya melatih klub Inggris? Sungguh pencapaian yang luar biasa. Masterclass!

Sekian, maaf bila ternyata ada kekeliruan dalam analisis yang saya utarakan. Bagaimanapun, dari sekian tim Inggris, saya hanya mengikuti perkembangan dari Chelsea, tim lain juga mengikuti, namun tidak sampai mencari tau seluk-beluknya. Apabila ada kesalahan analisis, mohon tinggalkan dalam kolom komentar dengan bahasa yang sopan. Terimakasih, dan sekali lagi,

Antonio Conte, dia lah sang pengubah Premier League.


Semarang, 13 Desember 2017


Allif, Faqih

0 komentar:

Posting Komentar