Juli 15, 2015

Surat Untuk Ramadhan: Semoga Bertemu Tahun Depan

Halo, kembali lagi dengan penulis blog yang masih magang. Di postingan kali ini, terinspirasi dari video Raditya Dika: Surat Untuk Ramadhan. Postingan kali ini berisi kisah-kisah si penulis magang dalam menjalani bulan Ramadhan tahun ini. Ramadhan, banyak momen yang kau berikan kali ini, dan si penulis blog yang masih magang ini ingin menuliskannya di sini.

15 Juli 2015 pukul 11 malam, dimana aku menulis postingan ini. Ramadhan, tak terasa sudah hampir 1 bulan kau berlalu. Kau membawa hal-hal unik di setiap waktumu, es buah yang selalu hadir di lemari es, jajanan ringan yang selalu hadir di meja makan, terlalu banyak suasana yang membuatku senang juga rindu akan kehadiranmu. Tidak terasa, lusa kau sudah hendak beranjak pergi.

Ramadhan, aku mengawalimu dengan kikuk. Sebelumnya aku tak menyangka kau datang menemuiku lagi secepat ini. Rasanya sangat cepat kau datang lagi. Aku cukup linglung, namun bahagia.


Ramadhan, karenamu aku bisa menikmati momen yang selama ini cukup jarang terjadi, yaitu berkumpul dengan keluarga. Karena Ayah-Ibu bisa dibilang 'orang yang sibuk', biasanya sepulang kerja, Ayah langsung bersiap kuliah, sedangkan Ibu langsung istirahat. Tapi karena kau datang, kami jadi merasakan bahagianya buka puasa semeja makan dengan semua, Ayah, Ibu, juga kedua adikku. Buka bersama mereka, tak ada yang bisa menandingi kebahagiaannya. Terimakasih Ramadhan.


Ramadhan, kedatanganmu juga membuatku bertemu dengan teman-teman serta sahabat lamaku ketika aku di bangku SMP. Bertemu dengan mereka, membuatku bahagia. Kau menyalakan memori-memori yang telah lama redup diantara kami. Membuat kami menceritakan kembali kisah-kisah konyol ketika kami di SMP, membuat kami mengenang semua yang terjadi pada masa itu. Ramadhan, kedatanganmu mendatangkan canda tawa diantara kami semua, dan aku benar-benar berterimakasih untuk ini.

Ramadhan, karena kedatanganmu pula, aku juga bertemu kembali dengan seseorang yang hampir selama setahun benar-benar meninggalkanku, ya, kakak. Karenamu, aku dapat buka puasa kembali dengan kakak yang spesial itu. Walau agak canggung juga takut saat bertemu dengannya, tapi aku cukup senang, tidak, lebih tepatnya sangat, sangat senang. Arigatou, kak. Sekarang, Kai lebih tinggi hehe. Novel kemarin, aku seneng liat kakak suka bacanya.

Ramadhan, terlalu banyak momen yang terjadi selama kau singgah. Kedatanganmu di tahun ini benar-benar membantu menemukan siapa diriku. Kau mengajarkanku untuk sabar dan selalu tersenyum dikala diriku patah hati. Aku tidak menyesal, dan lagi-lagi aku ingin mengatakan, "Aku masih menyukainya." Kali ini, aku tidak peduli dia menyukai siapa, atau perasaanku tak berbalas, aku tak peduli, aku hanya ingin menyimpan perasaan berharga ini. Ramadhan, kau mengajarkanku untuk konsisten dengan apa yang hati rasakan, juga inginkan. Kau pula yang mengajarkanku untuk berusaha agar lebih memahami dirinya. Ingin rasanya aku selalu hadir di sisinya, mendengar setiap ocehannya, mendengar setiap keluh kesahnya, menghiburnya ketika sedih, juga turut bahagia ketika dia bahagia. Mungkin keinginanku ini cukup egois ya.

Ramadhan, sebentar lagi aku akan menjalani hari-hari tanpa kehadiranmu. Aku akan berusaha untuk mengejar PTN yang kuinginkan, berusaha meningkatkan nilai di kelas 12 ini, berusaha memperbaiki komunikasi yang cukup renggang dengan kakak, aku juga akan berusaha untuk lebih memahami diriku sendiri, juga dirinya. Bismillah.

Sayonara, Ramadhan. Semoga, kita bertemu lagi tahun depan, aku sangat menantikannya.

Salam hangat,

Faqih Allif.

0 komentar:

Posting Komentar