November 16, 2020

My Dearest Cat: Haku

Well, it's been a long time by the way. Today, let me be a story teller for you. Let me tell you a story about my dearest cat, Haku. Tulisan ini dibuat pada tanggal 16 November 2020, untuk kucingku Haku yang sedang berjuang melawan penyakitnya di klinik milik drh Mey, walaupun aku sadar dia tidak akan bisa membaca tulisan ini, aku hanya ingin mencoba menyampaikan apa yang sebenarnya aku rasakan. Sesimpel itu. Semoga kalian berkenan membaca.

Sebelumnya maafkan apabila tulisanku belepotan, aku hanya ingin sedikit bercerita mengenai kucingku ini. Haku datang ke rumah pada tanggal 18 Mei 2020. Dia datang pada usia kurang lebih 2,5 - 3 bulan. Kecil, tapi tidak kurus. Terlihat sehat. Terlihat cantik. Sangat menawan. Aku langsung jatuh hati melihat Haku saat itu. Alasanku adopsi Haku adalah untuk menjadi teman main kucingku Mandra yang kesepian. Tidak lama setelah aku adopsi dia, pastinya aku langsung bawa Haku ke klinik langganan untuk segera dilakukan vaksinasi oleh drh Mey, tentunya vaksinasi diperlukan untuk meningkatkan imunitas tubuh Haku dan berguna untuk mencegah segala kemungkinan penyakit yang menyerangnya. Vaksin alhamdulillah sudah dilakukan sebanyak dua kali, tinggal menunggu vaksin tahunan saja. Akhirnya pada September awal, aku rasa dia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda birahi, aku pun memutuskan melakukan steril untuk Haku. Kenapa kucing harus disteril? Kapan-kapan ya aku jawab, aku disini lagi pengen bahas penyakitnya si Haku ini.

Setelah steril, Haku justru menunjukkan tanda-tanda yang tidak beres. Dia tiba-tiba mulai kehilangan nafsu makannya dan lambat laun berat badan dia pun menurun dengan drastis. Panik? Tentu. Pastinya aku merasa ini ada yang tidak beres dan segera aku bawa ke klinik. Awalnya Haku hanya kubawa ke klinik dekat rumah, klinik milik drh Mey, dokter langgananku yang sudah menangani semua kucingku - Mandra, Haku, dan Kuzon- dari drh Mey pun tidak bisa memberikan kesimpulan pasti, sebenarnya apa penyebab Haku tiba-tiba menjadi kehilangan nafsu makannya. Makanan seenak apapun baunya, wetfood ataupun dryfood, dari merk paling mahal pun sudah aku berikan untuk Haku, tapi tetap saja tidak membangkitkan nafsu makan dari Haku. Berat badannya semakin turun drastis dan Haku akhirnya menjalani rawat inap di klinik milik drh Mey. Setelah dua hari rawat inap di klinik milik drh Mey dan dirasa tidak ada perkembangan yang berarti, beliau menyarankan untuk Haku segera dirujuk ke Animal Center Drh Nugroho untuk dilakukan cek laboratorium, mengingat alat-alat di klinik tersebut lebih lengkap dan klinik tersebut menjadi salah satu klinik hewan rujukan di Indonesia. Aku menyanggupi dan segera besoknya aku bawa Haku ke Animal Center Drh Nugroho.

9 November 2020 pukul 9.00 WIB, aku tiba di Animal Center Drh Nugroho dengan Haku yang kondisinya sudah sangat lemas, berdiri dengan kakinya sendiri pun sudah tidak sanggup. Di Animal Center Drh Nugroho aku bertemu dokter yang sedang berjaga saat itu, beliau adalah drh Faiz. Segera dilakukan cek darah dan menunjukkan hasil: tidak ada yang salah, semua normal. Lalu, penyebab Haku sampai seperti ini apa sebenarnya? Dari hasil cek darah pun menunjukkan hasil jika semuanya normal dan dalam keadaan baik. Aku pun bertanya ke drh Faiz apakah di Animal Center Drh Nugroho ini melayani rawat inap? Karena takutnya apabila dilakukan rawat jalan, aku justru takut bila melakukan perawatan yang salah untuk Haku, lebih baik kuserahkan pada tenaga ahlinya. Tapi sayangnya di Animal Center Drh Nugroho tidak melayani rawat inap. Pada akhirnya, Haku dirujuk lagi ke klinik lain, kali ini ke Griya Satwa Lestari, dan aku dengar memang di sana menjadi salah satu klinik hewan top di kota Semarang. Aku pun menyanggupi dan langsung membawa Haku ke GSL, sambil membawa infus yang menancap di kaki depannya.

Pukul 11:30, aku sampai di GSL dengan situasi menggendong Haku sembari membawa alat infusnya. Semua mata di klinik tersebut langsung tertuju pada kondisi Haku, "Kasihan sekali kucingnya, badannya sangat kurus" mungkin itu yang orang-orang pikirkan ketika melihat kondisi Haku di gendonganku. Di GSL aku bertemu dengan drh Rona sembari menyerahkan surat rujukan dari drh Faiz. Dari surat rujukan drh Faiz pun sebenarnya tidak menjelaskan secara pasti alasan dari kondisi Haku pada saat itu. Sempat diskusi dengan drh Rona beberapa saat, hingga akhirnya aku terpaksa mendesak beliau untuk segera melakukan rontgen, untuk mengetahui pasti sebenarnya apa penyakit dari Haku dengan segala resiko dari rontgen dan radiasinya. Akhirnya pada tanggal 12 November 2020 drh Rona sepakat untuk melakukan rontgen pada tubuh Haku, dan berikut adalah hasil dari rontgen nya:


Dikatakan oleh drh Rona jika bentukan jantung Haku tidak normal, ginjal membesar, kantung kemih dan pup lumayan banyak. Efek ginjal yang abnormal bisa menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh menjadi tidak normal, sehingga persebaran energinya juga tidak merata, itu mengapa kondisi Haku saat ini lemas. Untuk ginjal yang membesar bisa saja disebabkan karena jantung yang membesar maka tekanan darah pun menjadi melemah, jadi darah banyak terkumpul di ginjal. Selain itu ada penyempitan tulang di belakang leher ke kaki depan yang menyebabkan kaki depan menjadi sulit untuk digerakkan. Untuk isi perut normal, tidak ada penyumbatan maupun pembengkakan usus.

Mendengar diagnosa tersebut, tentunya shock, kaget, sedih, campur aduk semuanya. Bagaimana bisa aku membiarkan Haku mengidap semua penyakit itu. Jadi, selama ini dia menderita tanpa aku sadari. Rasanya cukup berdosa, apakah aku kurang perhatian ke Haku? Entahlah, yang jelas aku merasa menyesal mengapa baru sekarang aku memeriksakannya ke klinik. Aku merasa harusnya bisa memeriksakan dia sebelum semuanya menjadi parah seperti saat ini. Aku coba tenang dan diskusi ke drh Mey, karena diagnosa dari drh Rona disampaikan melalui admin GSL, jadi tidak bisa diskusi secara langsung ke drh Rona. Aku penasaran, sebenarnya apa penyebab jantung Haku yang tiba-tiba membesar? Apakah dia ada kelainan? Drh Mey menduga jika Haku ini lahir dari perkawinan kucing yang sedarah dan kelainan organ-organ itu memang sudah bawaan dari lahir, susah untuk disembuhkan karena sudah komplikasi ke jantung. Speechless. Ini salahku juga, mengapa aku tidak memastikan sebelum adopsi si Haku ini lahir dari orang tua yang bagaimana. Tapi walaupun aku batal untuk adopsi Haku, kemungkinan Haku akan diadopsi oleh orang lain dan hal ini akan terjadi juga, karena memang: Haku lahir dengan cara perkawinan yang salah. Haku berasa menjadi korban mereka yang merasa kucing A cakep, kawinkan aja yok dengan kucing B, padahal mereka sedarah. Begitulah.

Sekarang Haku aku rujuk, pindahkan pengobatan lagi ke klinik milik drh Mey. Alasannya karena dekat dari rumah dan beliau sedang mencoba pengobatan herbal untuk Haku. Semoga ada khasiatnya dan setidaknya Haku bisa makan dengan sendirinya. Biaya yang aku keluarkan untuk pengobatan Haku tentunya tidak sedikit, walaupun drh Rona bilang, "Kami disini mencoba untuk memperpanjang masa hidupnya." Bisa dikatakan peluang Haku untuk sembuh itu: Nol. Tapi disini aku hanya ingin melakukan segala cara yang sepertinya bisa dilakukan untuk menyembuhkan Haku, walaupun peluang itu hanya 0,0001%, aku tetap ingin melakukannya. 

I really miss you, Haku. However, I love you as my girl, my son, my everything. I miss the way you sleep, I miss the way you wake me up in the morning, I miss everything about you. Get well soon!

I love you so much, Haku. Please be home soon. Mandra, Kuzon, and everyone at home are waiting for you.


With love,

Faqih

2 komentar:

Alya F Laily mengatakan...

get well soon, Haku!
i just lost my cat yesterday night and it feels painful everytime i remember.
by reading this blog make me realize that nothing last forever, we just can make it better before it will leave us forever. stay strong.

Faqih Allif mengatakan...

Thank you so much, Alya. Really appreciate it!

Posting Komentar